Assalamu'alaikum wr.wb
Apa itu Web Server?
Bagaimana Cara Kerja Web Server Apache?
Meskipun disebut sebagai web server, Apache tidak hadir dalam bentuk server fisik, melainkan software yang menjalankan sebuah server. Fungsinya adalah membuat koneksi antara server dan browser milik visitor website (Firefox, Google Chrome, Safari, dan lain-lain) sembari mengirimkan file bolak-balik (antara klien-server). Apache merupakan software lintas platform, dan karena itulah server ini dapat berfungsi baik di server Unix maupun server Windows.
Pada saat visitor loading halaman tertentu di website Anda, misalnya beranda utama atau “Tentang Kami”, browser visitor mengirimkan permintaan ke server Anda dan Apache mengirim jawabannya kembali dengan memuat semua file yang diminta (teks, gambar, dan lain-lain). Server dan klien berkomunikasi melalui protokol HTTP, sementara Apache bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keamanan komunikasi antara server dan klien.
Apache mudah dikelola karena memiliki struktur berbasis modul. Modul memungkinkan admnistrator server untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fungsi atau fitur tambahan. Apache memiliki modul untuk keamanan, caching, URL rewriting, otentikasi password, dan masih banyak lagi.
Anda juga bisa setup konfigurasi server sendiri melalui file yang disebut .htaccess, yang mana merupakan file konfigurasi Apache yang didukung oleh semua paket hosting Hostinger, termasuk paket cloud Hostinger.
Apache vs Web Server Lain
Masih banyak web server lainnya di samping Apache. Masing-masing aplikasi web server tersebut dibuat untuk tujuan yang berbeda-beda. Meski sering sekali digunakan, Apache tentu memiliki banyak alternatif dan juga saingannya.
Apache vs NGINX
Nginx, dibaca Engine-X, merupakan aplikasi web server yang paling baru dan pertama rilis pada tahun 2004. Hingga saat ini, Nginx menjadi salah satu web server yang disukai oleh para pemilik website. Nginx dibuat untuk mengatasi c10k problem, yang berarti web server yang menggunakan thread untuk menangani permintaan user tidak dapat mengelola lebih dari 10.000 koneksi pada saat bersamaan.
- Karena Apache menggunakan struktur berbasis thread, pemilik website dengan jumla traffic yang tinggi mungkin saja akan mengalami masalah performa. Nginx adalah salah satu web server yang membahas c10k problem dan mungkin yang paling sukses.
- Nginx memiliki arsitektur event-driven yang tidak membuat proses baru bagi masing-masing permintaan atau request. Sebaliknya, Nginx mengatur setiap permintaan yang masuk dalam single thread. Proses master ini mengelola beberapa proses worker yang memproses permintaan sebenarnya. Model berbasis event dari Nginx mendistribusikan permntaan user di antara proses worker dengan cara yang eifisien sehingga mengarah ke skalabilitas yang jauh lebih baik.
- Jika Anda hendak mengelola website dengan jumlah traffic tinggi, maka Nginx merupakan pilihan yang tepat karena web server ini bisa berfungsi bahkan dengan resource minimal sekalipun. Beberapa contoh website bertraffic tinggi yang memilih Nginx sebagai web servernya adalah Netflix, Hulu, Pinterest, dan Airbnb.
- Akan tetapi, untuk website kecil dan medium, Apache merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan Nginx karena beberapa kelebihan yang ditawarkan, misalnya kemudahan konfigurasi, banyaknya modul, dan platform yang mudah bagi pemula.
Apache vs Tomcat
Tomcat merupakan web server yang juga dikembangkan oleh Apache Software Foundation, dan karena itulah nama resminya adalah Apache Tomcat. Meski juga dikenal sebagai HTTP server, Tomact mendukung aplikasi Java alih-alih website stati. Tomcat mampu menjalankan beberapa spesifikasi Java yang berbeda-beda, seperti Java Servlet, JavaServer Pages (JSP), Java El, dan WebSocket.
- Tomcat dibuat secara khusus untuk aplikasi Java, sedangkan Apache ditujukan untuk HTTP server. Anda dapat menggunakan Apache bersamaan dengan bahasa pemrograman lainnya (PHP, Python, Perl, dan lain-lain) dengan bantuan modul Apache yang tepat (mod_php, mod_python, mod_perl, dan lain-lain).
- Meskipun dapat digunakan untuk mengonlinekan halaman web statis, server Tomcat kurang efisien untuk jika dibandingkan dengan Apache. Sebagai contoh, Tomcat pre-load Java Virtual Machine dan library terkait Java lainnya yang tidak Anda inginkan di kebanyakan website.
- Tomcat juga tidak begitu mudah untuk dikonfigurasi jika dibandingkan dengan web server lainnya. Misalnya, untuk mengelola WordPress, maka pilihan terbaiknya jatuh pada HTTP server seperti Apache atau NGINX.
Kelebihan dan Kekurangan Apache
Di satu sisi, web server Apache merupakan pilihan terjitu untuk menjalankan website di platform yang canggih dan stabil. Namun, di sisi lainnya, Apache juga memiliki beberapa kekurangan yang harus Anda ketahui.
Kelebihan:
- Open-source dan gratis, bahkan untuk tujuan komersial.
- Software yang andal dan stabil.
- Patch keamanan yang terus-menerus diperbarui.
- Fleksibel karena memiliki struktur berbasis modul.
- Kemudahan konfigurasi dan tidak sulit bagi pemula.
- Lintas platform (dapat berfungsi baik di server Unix maupun Windows).
- Pun dapat digunakan di situs WordPress.
- Komunitasnya besar dan memudahkan pengguna jika menemukan masalah.
Kekurangan:
- Terjadi gangguan pada performa jika suatu website menerima traffic dengan jumlah sangat tinggi.
- Terlalu banyak opsi konfigurasi yang bisa mengarah ke rentannya keamanan.
Jadi, Apa Itu Apache?
Berbicara soal pengertian Apache, Apache adalah salah satu web server terpopuler yang memungkinkan Anda untuk menjalankan website dengan aman tanpa banyak masalah. Apache lebih banyak digunakan oleh pemilik satu website dan pemilik bisnis kecil serta sederhana yang ingin menyetakan keberadaannya di dunia internet.
Anda dapat menginstall website WordPress di web server Apache tanpa perlu melakukan kustomisasi apa pun. Di samping itu, Apache bisa digunakan bersamaan dengan sistem manajemen konten (Joomla, Drupal, dll), web framework (Django, Laravel, dll), dan bahasa pemrograman lainnya. Kesimpulannya, Apache adalah pilihan yang tepat untuk semua tipe platform web hosting, misalnya hosting VPS atau shared hosting.